• Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) An-Nur Pamulang Permai - 1 , Yayasan An-Nur Pamulang Permai (YAPP)-Merajut Ukhuwah, Memakmurkan Rumah-Nya dan Menggapai Ridha-Nya
Rabu, 5 November 2025

Semua Akan Nikmat Pada Waktunya

Semua Akan Nikmat Pada Waktunya
Bagikan

Oleh : Ust. Davy Bya

Sahabat akhiratku.
BESI ITU akan hancur oleh karatnya sendiri, dan manusia akan hancur oleh pikiran negatifnya sendiri. Lucunya, saat ini malah banyak orang yang sibuk ‘berperang’ di media sosial, adu opini, adu pencitraan, minta validasi kepada followernya, padahal musuh terbesarnya bukan di luar sana.

Studi di Journal of Mental Health menjelaskan, ‘paparan berlebihan pada media sosial meningkatkan kecemasan dan depresi kerana pikiran dipaksa terus membandingkan diri”. Jadi, seringkali yang bikin seseorang tumbang bukan kerana masalah hidup, tapi drama yang dia bikin di kepalanya sendiri.

Jujur saja, saat ini aku cemburu sama mereka yang tak peduli dengan perdebatan dan perseteruan panas di media sosial hari ini, tapi dia tahu -dan peduli dengan tetangganya yang belum makan hari ini, dia tahu masjid sebelahnya lagi butuh karpet baru, dan dia tahu mana saudaranya yang lagi butuh uang untuk membayar rumah sakit. Dan aku iri dengan orang yang tak terlalu banyak bersosialisasi -dia bukannya anti sosial, tapi lebih memilih melakukan ‘uzlah’, memperbaiki dan mengasah diri sendirian dengan menghindari kegaduhan, kebisingan dan drama-drama sosial yang tak manfaat.

Hamza Yusuf berkata, “Tuhan tidak menciptakanmu tanpa sebab, maka jangan pernah hidup tanpa tujuan”. Pesan utama yang ingin ia sampaikan adalah, kesadaran akan makna hidup. Jika Tuhan telah menciptakan kita dengan alasan, maka tugas kita sebagai manusia adalah menemukan dan menjalankan alasan itu. Dengan kata lain, hidup tanpa tujuan sama dengan mengabaikan kehendak Tuhan dalam penciptaan kita. Ini sama artinya dengan panggilan hidup untuk nilai, arah, dan tanggung jawab spiritual. Para pejalan ruhani selalu saling menasehati, ‘sesekali menunduklah sedikit ke bawah, agar bisa melihat betapa beruntungnya kita di posisi saat ini’. Saat sedang galau-galaunya, guruku pernah berkata, “Sebagai lelaki, abang harus mampu melupakan semua penderitaan, keluarlah dari circle sekarang. Nikmati kegalauan itu sendirian, sampai abang mampu menerima semuanya. Hanya itu satu-satunya obat yang dibutuhkan”.

Semua penderitaan akan nikmat pada waktunya, yakni sampai pada satu titik di mana kita akan berkata, “Aku tak cukup hebat untuk mengalahkan yang lain, tapi setidaknya aku mampu melewati diriku yang kemarin. Setiap hari aku tidak berlomba dengan siapa pun, aku hanya berusaha berlari menemani diriku sendiri”.

SebelumnyaJangan Remehkan Sisa HidupmuSesudahnyaSunyi yang Menghidupkan Jiwa: Mengapa Diam Para Aulia Lebih Menenangkan dari Seribu Nasihat?
Tahun Berdiri2000