Keajaiban Merawat Orang Tua
Oleh : Ustad Mogayer
Uang bisa dicari, ilmu bisa digali, tapi kesempatan untuk mengasihi orang tua takkan terulang lagi. Kalimat ini bukan sekadar rangkaian kata, melainkan sebuah kebenaran yang menusuk kalbu, mengingatkan kita akan esensi waktu dan prioritas hidup. Di tengah hiruk pikuk kehidupan modern, seringkali kita terlena mengejar hal-hal fana, lupa akan permata terindah yang Allah titipkan, orang tua kita.
Seringkali, ketika seorang anak laki-laki menemukan belahan jiwanya, wanita yang berhasil merebut seluruh hatinya, tak jarang orang yang pertama menjadi “musuh” justru adalah orang tuanya sendiri. Sebuah ironi yang menyayat hati, mengingat betapa besar pengorbanan mereka. Orang tua yang semula begitu mulia, mendadak terasa cerewet, dan bahkan menjadi sumber masalah rumah tangga. Ini terjadi apalagi bila si anak (laki-laki) tak berhasil menyatukan hati istrinya dengan ibundanya. Konflik ini, sekecil apa pun, adalah awal dari penutupan pintu surga yang tadinya terbuka lebar di hadapan kita.
Keajaiban Berbakti pada Orang Tua
Sungguh mengherankan, anak-anak yang merawat orang tuanya sampai wafat, kebanyakan dicintai Allah Ta’ala. Hal itu tercermin dalam karir hidup mereka di dunia, dan mereka cenderung menjadi orang yang sukses. Ini bukanlah kebetulan, melainkan mu’jizat orang tua yang bekerja. Ada keberkahan tak terhingga yang tercurah bagi mereka yang memilih jalan bakti.
Kita bisa belajar dari sejarah hidup seorang sahabat Nabi, Iyas bin Muawiyah. Ketika ibunya wafat, Iyas meneteskan air mata tanpa meratap. Ketika ditanya tentang sebab tangisannya, jawabnya menyentuh, “Allah Ta’ala bukakan untukku beberapa pintu untuk masuk surga, sekarang satu pintu telah ditutup.” Jawaban ini bukan sekadar ungkapan kesedihan, melainkan sebuah pemahaman mendalam bahwa orang tua adalah pintu surga, bahkan pintu yang paling tengah di antara pintu-pintu yang lain.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “ORANG TUA adalah PINTU SURGA YANG PALING TENGAH, terserah kamu, hendak kamu terlantarkan ia, atau kamu hendak menjaganya.” (HR Tirmidzi)
Imam Al-Qadhi menjelaskan bahwa maksud dari pintu surga yang paling tengah adalah pintu yang paling bagus dan paling tinggi. Dengan kata lain, sebaik-baik sarana yang bisa mengantarkan seseorang ke dalam surga dan meraih derajat yang tinggi adalah dengan mentaati orang tua dan menjaganya. Ini adalah investasi terbesar kita untuk akhirat, sebuah tabungan pahala yang takkan pernah habis.
Kesempatan Emas yang Tak Boleh Disia-siakan
Bersyukurlah jika kita masih memiliki orang tua, karena di depan kita masih ada pintu surga yang masih terbuka lebar. Kesempatan ini adalah anugerah tak ternilai. Terlebih bila orang tua telah berusia lanjut. Dalam kondisi tak berdaya, atau mungkin sudah pelupa, pikun dan terkesan cerewet, atau tak mampu lagi merawat dan menjaga dirinya sendiri, persis seperti bayi yang baru lahir. Di sinilah ujian keimanan dan kasih sayang kita diuji.
SUNGGUH TERLALU, ORANG YANG MENDAPATKAN ORANG TUANYA BERUSIA LANJUT, TAPI IA TIDAK MASUK SURGA, PADAHAL KESEMPATAN BEGITU MUDAH BAGINYA. Ini adalah peringatan keras dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, seperti yang diriwayatkan dalam Hadis Muslim:
“Sungguh celaka… sungguh celaka… sungguh celaka..”, lalu seseorang bertanya: “Siapakah itu wahai Rasulullah?” Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Yakni orang yang mendapatkan salah satu orang tuanya, atau kedua orang tuanya berusia lanjut, namun ia tidak juga bisa masuk surga.” (HR Muslim)
Ia tidak masuk surga karena tak berbakti, tidak mentaati perintahnya, tidak berusaha membuat senang hatinya, tidak meringankan kesusahannya, tidak menjaga kata-katanya, dan tidak merawatnya saat mereka tak lagi mampu hidup mandiri. Betapa besar kerugiannya, kehilangan pintu surga yang begitu dekat hanya karena kealpaan dan keegoisan.
Saatnya Bercermin Diri
Maka, sudah SAATNYA BERKACA DIRI. Sudahkah layak kita sebagai anak yang berbakti? Sudahkah layak kita memasuki pintu surga yang paling tengah? Pertanyaan ini harus menggema di setiap relung hati kita. Mari, sebelum penyesalan datang dan pintu surga itu tertutup, kita raih kesempatan emas ini. Luangkan waktu, curahkan perhatian, berikan kasih sayang terbaik kita kepada mereka yang telah memberikan segalanya. Jangan sampai kita menjadi orang-orang yang celaka, yang melewatkan kesempatan emas untuk meraih surga di depan mata.
